Mungkin pernah terpikir pertanyaan di benak kita, mengapa ya, panjang
penggaris kok kebanyakan 30 cm? Memang tidak semua penggaris, sih. Tapi
yang paling banyak dan umum adalah penggaris 30 cm. Kenapa bisa
demikian, ya? Ternyata ada alasannya, sob. Alasannya bisa dipandang dari
segi elektronika, fisika, dan juga informatika. Mari kita simak
pembahasannya.
Dalam bidang komputer dan elektronika, panjang 30
cm memiliki arti khusus. Arti khusus yang penting dan menjadi pegangan
dalam merancang dan membangun rangkaian mikroelektronika dan rangkaian
terpadu (Integrated Circuit, IC).
30 cm lebih kurang adalah jarak
yang ditempuh oleh gelombang elektromagnetik dalam waktu satu per
milyar detik. Perioda satu per milyar detik berkorespondensi dengan
frekuensi 1 milyar daur (cycle) per detik (giga hertz, GHz), jadi lebih
kurang pada orde/skala yang sama dengan kecepatan komputer saat ini.
Faktor
30 cm menjadi penting dalam merancang sebuah rangkaian elektronika yang
beroperasi pada frekuensi GHz. Dalam rangkaian elektronika skala GHz,
daur arus listrik dalam rangkaian akan menghasilkan gelombang
elektromagnetik yang memiliki panjang pada sekitar skala sentimeter.
Jika
rangkaian elektronika tersebut berukuran juga pada skala sentimeter,
maka insinyur yang merancang rangkaian tersebut harus mempertimbangkan
faktor waktu yang diperlukan untuk perambatan gelombang elektromagnetik
dalam rangkaian.
Problem serupa, yakni memperhitungkan faktor
waktu yang diperlukan untuk perambatan gelombang elektromagnetik, muncul
dalam banyak teknologi sehari-hari: radar, telekomunikasi seluler dan
satelit, jaringan serat optik (optical fiber), global positioning
system, perpetaan, geodesi, dan banyak lagi.
Dalam fisika
partikel eksperimen, problem ini muncul ketika fisikawan harus
mempertimbangkan waktu tempuh sinyal dalam serat optik dari detektor
yang terletak 100 meter di bawah tanah ke komputer yang membaca dan
menyimpan data di permukaan tanah.
Sebagai contoh, akselerator
LHC beroperasi dengan frekuensi 40 MHz atau periode 25 per milyar detik.
Setiap 25 per milyar detik, terjadi beberapa tumbukan/interaksi di
dalam detektor. Dengan menggunakan aturan 30 cm, kita tahu bahwa selama
25 per milyar detik, cahaya akan menempuh jarak 7.5 meter.
Padahal
jarak dari bawah tanah ke permukaan tanah adalah 100 meter lebih!
Sebelum sinyal dari detektor mencapai permukaan tanah dan direkam dalam
komputer, detektor sudah menerima data kembali.
Penggunaan ukuran
30 cm untuk memberikan ilustrasi/gambaran tentang kecepatan cahaya dan
jarak yang ditempuh, dipopulerkan oleh Laksamana Pertama (Commodore/Rear
Admiral) Grace Hopper, seorang sesepuh dalam bidang komputer dan
informatika.
0 komentar:
Posting Komentar