Tuntas sudah babak fase grup Piala Dunia 2014 yang diwarnai dengan beragam hasil mengejutkan. Dari 48 duel yang telah dilangsungkan, tak sedikit pemain dari negara peserta yang mampu bersinar, atau bahkan redup hingga tak sanggup mengantarkan timnya ke fase gugur.
Peraih scudetto Serie A Italia dalam tiga musim terakhir, Juventus, mengririm 12 penggawanya ke ajang terakbar sepakbola sejagat tersebut. Meski dalam kuantitas laga yang berbeda, kesemua penggawa sukses merasakan hegemoni pesta sepakbola dunia di atas rumput lapangan.
Performa mayoritas pemain I Bianconeri boleh dibilang mengecewakan. Hal itu terjadi karena tujuh pemain diantaranya gagal membawa negaranya lolos dari babak fase grup. Kegagalan besar Italia yang jadi sorotannya, karena Si Nyonya Tua menyumbang enam pemainnya di Piala Dunia bagi Gli Azzurri.
Lantas seperti apa rapor keseluruhan para Juventino di babak fase grup Piala Dunia 2014? Berikut ulasanGoal Indonesia untuk Anda!
Peraih scudetto Serie A Italia dalam tiga musim terakhir, Juventus, mengririm 12 penggawanya ke ajang terakbar sepakbola sejagat tersebut. Meski dalam kuantitas laga yang berbeda, kesemua penggawa sukses merasakan hegemoni pesta sepakbola dunia di atas rumput lapangan.
Performa mayoritas pemain I Bianconeri boleh dibilang mengecewakan. Hal itu terjadi karena tujuh pemain diantaranya gagal membawa negaranya lolos dari babak fase grup. Kegagalan besar Italia yang jadi sorotannya, karena Si Nyonya Tua menyumbang enam pemainnya di Piala Dunia bagi Gli Azzurri.
Lantas seperti apa rapor keseluruhan para Juventino di babak fase grup Piala Dunia 2014? Berikut ulasanGoal Indonesia untuk Anda!
Gianluigi Buffon (Italia) |
Kebesaran nama Gianluigi Buffon tidak akan pernah luntur. Namun harus diakui, di usianya yang kini sudah menginjak 36 tahun responsnya sebagai kiper tak lagi istimewa. Sempat cedera pada laga perdana Italia di Piala Dunia 2014, Gigi turun dalam dua laga sisa fase grup. Delapan penyelamatan sukses ia lakukan, tapi selalu kebobolan dalam sepasang partai tersebut. Ia pun tak mampu jadi Superman untuk meloloskan Gli Azzurri ke babak 16 besar.
Leonardo Bonucci (Italia) |
Leonardo Bonucci baru mendapat kepercayaan Cesare Prandelli pada laga pamungkas Italia di babak fase grup, menghadapi Uruguay. Bermain dalam formasi 3-5-2, Bonucci sama sekali tak kaku dan menjalani debutnya di Piala Dunia dengan cukup baik. Sayang, ia tak mampu meningkatkan kualitasnya saat jadi tembok pertahanan tatkala Tim Biru Langit bermain dengan sepuluh orang. Italia pun tersingkir dalam situasi tersebut, lewat gol Diego Godin.
Giorgio Chiellini (Italia) |
Giorgio Chiellini tak bisa dibilang istimewa sepanjang kiprahnya di Piala Dunia 2014. Ia kikuk saat jadi bek kiri melawan Inggris dan terlampau sering melakukan blunder kontra Kosta Rika. Namun bek berusia 29 tahun itu tampil brilian dalam duel pamungkas menghadapi Uruguay. Chiellini sukses membuat salah satu striker terbaik di dunia saat ini, Luis Suarez, frutrasi karena sulit mendapat ruang. Karenanya El Pistolerosampai harus menjelma menjadi vampire untuk menjatuhkan Chiello! Meski begitu, kejadian tersebut tetap tak mampu meloloskan Italia dari babak fase grup.
Andrea Barzagli (Italia) |
Setidaknya dalam dua tahun terakhir Andrea Barzagli adalah bek tengah terbaik seantero Italia. Namun di usianya yang kini sudah menginjak 33 tahun, pengikisan performa mulai terlihat. Menjadi sorotan karena ia menunjukkannya di ajang sebesar Piala Dunia. Kecepatan andalan Juventus ini terlihat sudah jauh berkurang di tiga laga fase grup. Meski masih bisa menutupinya lewat keunggulan fisik dan penempatan posisi yang baik, Italia tetap tak mampu terhindar dari kebobolan di setiap partai.
Martin Caceres (Uruguay) |
Jadi pesakitan saat Uruguay terhempas 3-1 dari Kosta Rika, Martin Caceres nyaris mengulanginya kala timnya menang dramatis atas Inggris. Namun Oscar Tabarez tetap mempercayainya masuk starting XIdalam tiga laga fase grup, meski dengan posisi yang selalu berbeda. Hasilnya brilian, menghadapi tim yang ia paham benar, Italia, Caceres vital dalam mematikan peran Mario Balotelli dan Ciro Immobile di lini depan.Le Celeste pun dibawanya lolos ke babak 16 besar.
Stephan Lichtsteiner (Swiss) |
Ottmar Hitzfeld benar-benar menaruh kepercayaan besar terhadap Stephan Lichtsteiner sebagai fullbackSwiss. Bagaimana tidak, ia tampil selama 270 menit di babak fase grup dan perannya sungguh vital. Gambarannya terdapat pada statistik yang ia buat, lewat empat intersep, lima umpan jauh, dan 127 operan dengan akurasi mencapi 87 persen. La Nati pun ia bawa lolos ke babak 16 besar, hasil dari dua kemenangan di Grup E Piala Dunia 2014.
Mauricio Isla (Cili) |
Mendapat kuantitas lebih untuk bersama Juventus musim lalu, kemampuan Mauricio Isla meningkat pesat. Hal itu jadi sokongan postif bagi timnas Cili. Posisinya sebagai bek kanan utama La Roja nyaris tak tersentuh. Ia cepat, lugas, dan memiliki daya juang tinggi. Tiga faktor itu ia pegang teguh dalam tiga laga Cili di babak fase grup Piala Dunia 2014. Hasilnya? Kini wakil Amerika Selatan itu lolos ke babak 16 besar.
Kwadwo Asamoah (Ghana) |
Bermain di pos gelandang tengah Udinese selama empat musim, dan sebagai winger kiri Juventus selama dua musim, membuat Kwadwo Asamoah tak pernah lagi nyaman tampil sebagai bek kiri di timnas Ghana. Hal itu terpapar jelas dari tiga penampilannya di babak fase grup. Meski karakternya tak hilang, potensi sejati Asamoah tak muncul. Ia pun tak kuasa menolong The Black Stars lolos dari Grup G Piala Dunia 2014.
Paul Pogba (Prancis) |
Prancis boleh dibilang tampil luar biasa selama babak fase Grup Piala Dunia 2014. Bagaimana tidak, mereka begitu subur dengan torehan delapan gol dalam tiga partai. Sang bocah ajaib milik Juventus, Paul Pogba, jelas memiliki peran di dalamnya. 145 operan akurat dalam 174 menit laga yang ia mainkan jadi deskripsi sempurna gelandang tengah kelas satu. Tim Ayam Jantan ia bawanya jadi penantang serius di babak 16 besar Piala Dunia 2014.
Andrea Pirlo (Italia) |
Claudio Marchisio (Italia) |
Arturo Vidal (Cili) |
Cedera ternyata tak jadi penghadang Arturo Vidal untuk bangkit membela negaranya, Cili, di Piala Dunia 2014. Sempat tak kuasa menahan kakinya yang sakit kala timnya sukses menghempaskan Australia, Vidal mampu tampil elegan dalam keberhasilan La Roja memulangkan juara bertahan, Spanyol, dari Brasil. Tak dimainkan melawan Belanda di laga pamungkas, Il Guerrero siap jadi kunci Cili mengalahkan Brasil di babak 16 besar!
0 komentar:
Posting Komentar